4 Okt 2013

Colours : Sebuah Tulisan oleh Panda Mainsetrum

| |
Hidup ini memiliki banyak warna. Ratusan, bahkan ribuan warna bisa kita lihat di sekeliling kita. Ada warna kebahagiaan yang bisa kita lihat di senyum orang-orang, ada pula warna kesedihan yang terciprat diantara tangis dan kesedihan. Warna kemarahan, warna kebimbangan, dan masih banyak lagi warna-warna di dunia ini. Setiap warna terkumpul membentuk warna yang baru, hingga dunia ini tampak lebih indah tiap kali kita mengedipkan mata.
Aku juga pernah melihatnya, warna-warna indah saat pertama kali bertemu dengan dia. Perasaan bahagia yang ingin kuceritakan pada orang-orang yang kutemui.
Sejak pertama kali melihatnya, bagiku dunia tampak seperti kanvas. Dimana setiap kali aku melihatnya, satu warna tercoret di kanvas itu. Melihat senyumnya, wajahnya, bahkan saat memandanginya dari belakang. Dari jarak puluhan meter. Setiap kali memandanginya dan mengingatnya adalah saat paling manis yang pernah kurasakan. Lebih manis dari gula-gula kapas merah jambu.
Tapi sebelum aku sadar, sudah terlalu banyak warna yang tercampur disana. Akhirnya warna-warna itu tercampur. Semakin gelap dan muram. Sama seperti saat aku menyadari kalau aku tidak akan pernah bisa menjangkaunya.
Bagiku keberadaannya sangat jauh sekali. Sangat jauh hingga bayangannya menjadi samar. Baginya, aku adalah sesuatu yang tak pernah terlihat keberadaannya.
Terlalu banyak warna. Akhirnya menjadi abu-abu, semakin gelap, lalu jadi hitam. Sangat hitam hingga membuat semua orang berpaling dan enggan melihat warna itu. Kusam, dan kotor. Dan itulah saat dimana aku mengetahui kalau aku tak akan pernah lagi bisa dilihat olehnya—seberapapun kerasnya aku mencoba. Aku tak akan pernah bisa meraihnya.
Tidak akan pernah, karena sudah ada seseorang yang menggenggam tangannya. Menariknya menjauh dari pandanganku. Tiap detik semakin jauh, hingga akhirnya hilang. Menyisakan warna hitam yang keruh.
Tapi setidaknya, berkatmu aku pernah melihat indahnya warna-warna itu. Terima kasih. Semoga suatu saat kamu bisa menyadari keberadaanku

0 komentar:

Posting Komentar

jangan komentar aneh-aneh kak... nanti dimarahin pak Tifatul

Popular Posts